RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Tentang:
PRILAKU
TERPUJI
Oleh:
Zainal Masri
NIM:
09101023
Guru
Pembimbing:
Hema Anita.A S.Ag
NIP.19750405 200501 2 006
SEKOLAH
MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 3
PADANG
PANJANG
2013
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : PAI
Kelas/Semester : X/ II
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 Kali Pertemuan)
A. Standar
Kompetensi
1. Membiasakan perilaku terpuji
B. Kompetensi
Dasar
1. Menjelaskan
pengertian adab dalam berpakaian, berhias, bertamu dan atau menerima tamu.
2. Menampilkan
contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias, bertamu atau menerima tamu.
3. Mempraktikkan
adab dalam berpakaian, berhias, bertamu dan atau menerima tamu dalam kehidupan
sehari-hari.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias,
bertamu dan menerima tamu
2. Menunjukkan contoh adab dalam berpakaian, berhias,
bertamu dan menerima tamu
3. Mempraktikkan perilaku yang baik dan benar dalam
berpakaian, berhias, bertamu dan menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan
1.
Siswa mampu Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias,
bertamu dan menerima tamu
2.
Siswa mampu Menunjukkan contoh adab dalam berpakaian, berhias,
bertamu dan menerima tamu
3.
Siswa mampu Mempraktikkan perilaku yang baik dan benar dalam
berpakaian, berhias, bertamu dan menerima tamu
E.
Materi Ajar
1.
Adab
Berpakaian
1.
Pengertian
adab berpakaian
Yaitu : “Mengenakan pakaian untuk
tujuan menutup aurat dan sebagai perhiasan untuk memperindah jasmani.
Allah SWT berfirman dalam surat
Al-A’raf: 26
Hai anak Adam,
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan
pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat.
Jadi dari ayat di atas dapat di
pahami bahwa fungsi berpakaian itu adalah:
1. Untuk
menutup aurat atau untuk menutup apa buruk terlihat dalam diri kita.
2. Untuk
memperindah jasmani manusia
Aurat:
Bagian tubuh manusia yang tidak boleh di buka dan dilihat orang lain. Aurat
laki-laki dewasa ialah antara pusat dan lutut. Sedangkan aurat perempuan ialah
seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan.
Dalam surat Al-Ahzab ayat 59 Allah
juga berfirman:
.Hai Nabi,
katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Pembagian aurat
Aurat terbagi 2
1)
Aurat ringan : Aurat
ringan adalah selain aurat berat,dan boleh terlihat oleh muhrim
a. Leher ke atas
b. Siku ke bawah
c. Lutut ke bawah
2) Aurat berat
adalah selain aurat ringan, dan tidak boleh diperihatkan kepada orang lain,
kecuali kepada suami
Aurat
berat dapat diperlihatkan dalam hal-hal tertentu seperti:
a. Keperluan
berobat
b. Kesaksian hukum
c. Hubungan suami
istri
2. Contoh Adab Dalam Berpakaian
1. Pakaian
yang Islami
2. Berdo’a
sebelum berpakaian.
3. Berpakaian
yang bersih dan rapi.
4. Mendahulukan
anggota badan yang kanan.
5. Tdak
menyerupai pakaian wanita/laki-laki.
6. Tidak
melambangkan pakaian yahudi dan nasrani.
7. Tidak
ketat dan transparan.
8. Tidak
berlebihan.
3. Mempraktekkan
adab berpakaian dalam kehidupan sehari-Hari
Ada beberapa hal yang harus dicamkan agar dapat mempraktekkan adab berpakaian yang islami:
Ada beberapa hal yang harus dicamkan agar dapat mempraktekkan adab berpakaian yang islami:
1) Tanamkan
keimanan yang kuat.
2) Yakini
dengan benar bahwa menutup aurat itu wajib.
3) Yakini
bahwa berpakaian yang islami tidak memberatkan.
4) Tanamkan
kebanggaan berpakaian sesuai ajaran islam.
2. Adab berhias
1. Pengertian Berhias
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berhias
diartikan “usaha memperelok diri dengan pakaian ataupun yang lainnya yang
indah, berdandan dengan dandanan yang indah dan menarik”.
Menurut pandangan islam yaitu: Suatu kebaikan dan
sunnah dilakukan, sepanjang untuk tujuan ibadah atau kebaikan.
Berhias dapat memberikan kesan indah tersendiri bagi
orang lain yang melihatnya, baik dari segi pakaian, maupun make up wajah mereka.
Maka dari itu berhias dikategorikan sebagai akhlak terpuji. Tetapi berhias juga
terdapat aturannya agar tidak melanggar syari’ay Islam. Dalam sebuah hadits
Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya
Allah itu indah dan menyukai keindahan” (HR. Muslim)
2. Tata krama dalam berhias
Allah SWT berfirman dalam surat
Al-Araf: 31
Hai anak Adam,
pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid[534],
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Dari
ayat tersebut dapat d pahami bahwa tatacara berhias yang
islami:
1) Memakai
alat-alat yang halal.
2) Menggunakan
perhiasan sesuai kebutuhan/ tidak berlebihan.
3) Berhias
untuk tujuan ibadah.
Banyak hadist-hadis yang
menjelaskan tentang tata krama berhias:
1. Anjuran
untuk memotong kuku, memendekkan kumis, menyisir rambut, dan merapikan jenggot (jika berjenggot)
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ
وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْآبَاطِ
Sunnah-sunnah
fitrah itu ada lima, yaitu; berkhitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis,
memotong kuku & mencabut bulu ketiak.
(Hadits Bukhari )
2. Anjuran
memakai harum-haruman dengan wewangian yang menyenangkan hati melegakan dada,
menyegarkan jiwa, serta membangkitkan tenaga dan gairah kerja.
3. Larangan
berhias diri dengan mengubah apa yang telah diciptakan Allah, minsalnya
mengeriting rambut, mencukur alis mata, membuat tahi lalat palsu dan larangan
bertato
4. Laki-laki
dilarang berhias diri sehingga menyerupai perempuan dan begitu pula sebaliknya.
4. Adab dalam Bertamu dan menerima Tamu
1. Pengertian
bertamu
Adalah Berkunjung
ke rumah orang lain, kerabat, dalam rangka mempererat silaturrahmi.
Secara istilah bertamu merupakan kegiatan mengunjungi
rumah ahabat, kerabat atau orang lain, dalam rangka menciptakan kebersamaan dan
kemalahatan bersama.
Adab-adab
dalam bertamu
1)
Beri’tikad
Yang Baik
Di dalam bertamu hendaknya yang paling penting untuk diperhatikan adalah
memilki i’tikad dan niat yang baik. Bermula dari i’tikad dan niat yang baik ini
akan mendorong kunjungan yang dilakukan itu senantiasa terwarnai dengan rasa
kesejukan dan kelembutan kepada pihak yang dikunjungi.
Bahkan bila ia bertamu kepada saudaranya karena semata-mata rasa cinta
karena Allah dan bukan untuk tujuan yang lainnya, niscaya Allah akan
mencintainya sebagaimana ia mencintai saudaranya.
2)
Tidak
Memberatkan Bagi Tuan Rumah
Hendaknya bagi seorang tamu berusaha untuk tidak berlama-lama sehingga dapat membuat repot atau menyusahkan
tuan rumah, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah :
لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُقِيْمَ
عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَكَيْفَ
يُؤْثِمُهُ؟ قَالَ: يُقِيْمُ
عِنْدَهُ وَلاَ شَيْءَ لَهُ يَقْرِيهِ بِهِ
“Tidak halal
bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang kemudian saudaranya
itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para shahabat bertanya: “Bagaimana bisa
dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan dosa?” Beliau menjawab:
“Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak memiliki
sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya.” (HR. Muslim)
Al Imam An Nawawi berkata: “Karena keberadaan si tamu yang lebih dari tiga
hari itu bisa mengakibatkan tuan rumah terjatuh dalam perbuatan ghibah, atau
berniat untuk menyakitinya atau berburuk prasangka (kecuali bila mendapat izin
dari tuan rumah).” (Lihat Syarh Shahih Muslim 12/28)
3)
Memilih
Waktu Berkunjung
Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu juga memperhatikan dengan cermat
waktu yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat terkadang bisa
menimbulkan perasaan yang kurang baik dari tuan rumah bahkan tetangganya.
Dikatakan oleh shahabat Anas :
كَانَ رَسُولُ اللهِ لاَ يَطْرُقُ أَهْلَهُ لَيْلاً
وَكَانَ يَأْتِيْهِمْ غُدْوَةً أَوْ عَشِيَّةً
“Rasulullah
tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya
datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Demikianlah
akhlak Nabi, beliau memilih waktu yang tepat untuk mengunjungi keluarganya,
lalu bagaimana lagi jika beliau hendak bertamu/mengunjungi orang lain
(shahabatnya)? Tentunya kita semua diperintahkan untuk meneladani beliau .
4)
Meminta Izin
Kepada Tuan Rumah
Hal ini merupakan pengamalan dari perintah Allah di dalam firman-Nya
(artinya): “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat.” (An Nur: 27)
Di dalam ayat tersebut, Allah memberikan bimbingan kepada kaum mukminin untuk
tidak memasuki rumah orang lain tanpa seizin penghuninya. Di antara hikmah yang
terkandung di dalamnya adalah:
Untuk menjaga pandangan mata. Rasulullah bersabda:
إِنَّمَاجُعِلَ
اْلاسْتِئْذَانُ مِنْ أَجْلِ الْبَصَرِ
“Meminta
izin itu dijadikan suatu kewajiban karena untuk menjaga pandangan mata.”
(Muttafaqun ‘Alaihi)
5)
Mengenalkan
Identitas Diri
Ummu Hani’,
salah seorang shahabiyah Rasulullah mengatakan:”Aku mendatangi Nabi ketika
beliau sedang mandi dan Fathimah menutupi beliau. Beliau bersabda: “Siapa ini?”
Aku katakan: “Saya Ummu Hani’.” (Muttafaqun ‘Alaihi) Demikianlah bimbingan Nabi
yang langsung dipraktekkan oleh para shahabatnya, bahkan beliau pernah marah
kepada salah seorang shahabatnya ketika kurang memperhatikan adab dan tata cara
yang telah beliau bimbingkan ini. Sebagaimana dikatakan oleh Jabir :”Aku
mendatangi Nabi , kemudian aku mengetuk pintunya, beliau bersabda: “Siapa ini?”
Aku menjawab: “Saya.” Maka beliau pun bersabda: “Saya, saya..!!.” Seolah-olah
beliau tidak menyukainya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
6)
Menyebutkan
Keperluannya
Di antara adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia
kepada tuan rumah. Supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke
arah tujuan kujungan tersebut, serta dapat mempertimbangkan dengan waktu/
keperluannya sendiri. Hal ini sebagaimana Allah mengisahkan para malaikat yang
bertamu kepada Ibrahim di dalam Al Qur’an (artinya): “Ibrahim bertanya: Apakah
urusanmu wahai para utusan?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami diutus kepada
kaum yang berdosa.” (Adz Dzariyat: 32)
7)
Segera
Kembali Setelah selesai Urusannya
Termasuk pula adab dalam bertamu adalah segera kembali bila keperluannya
telah selesai, supaya tidak mengganggu tua rumah. Sebagaimana penerapan dari
kandungan firman Allah : “…tetapi jika kalian diundang maka masuklah, dan bila
telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan,…” (Al Ahzab: 53)
8)
Mendo’akan
Tuan Rumah
Hendaknya seorang tamu mendoakan atas jamuan yang diberikan oleh tuan
rumah, lebih baik lagi berdo’a sesuai dengan do’a yang telah dituntunkan Nabi ,
yaitu:
اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَهُمْ فِيْ مَا رَزَقْتَهُمْ وَ اغْفِرْ لَهُمْ وَ ارْحَمْهُمْ
“Ya Allah…, berikanlah barakah untuk mereka pada apa yang telah Engkau
berikan rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka.” (HR.
Muslim)
Memuliakan tamu
dilakukan antara lain
a.
Menyambut kedatangannya dengan muka menis dan tutur kata yang lemah lembut
b.
Mempersilahkan duduk ditempat yang baik. Kalau perlu, disediakan ruangan
khusus untuk menerima tamu yang selau dijaga kerapian dan kelestariannya.
c.
Kalau tamu datang dari tempat
yang jauh dan ingin menginap, tuan rumah wajib menerima dan menjamunya maksimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga hari terserah kepada tuan rumah
untuk tetap menjamunya atau tidak.
2.
Contoh adab
bertamu:
1)
Minta izin dan mengucapkan salam (Qs.Annur:27).
Jika tidak ada penghuninya/tidak diterima, maka kembali dengan baik.(Qs Annur:28)
Jika tidak ada penghuninya/tidak diterima, maka kembali dengan baik.(Qs Annur:28)
2)
Bersikap sopan.
3)
Cicipi makanan yang disediakan.
4)
Tidak boleh berlama-lama.
3. Menerima tamu
1)
Tuan rumah hendaklah berpakaian
sopan dan menutup aurat. Tamu hendaklah diterima dengan rasa syukur dan senang.
Karena kedatangan tamu akan membawa manfaat tersendiri.
Rasulullah
SAW bersabda :Artinya : “apabila tamu telah masuk ke rumah seseorang maka ia
masuk dengan membawa rizkinya dan jika ia keluar membawa pengampunan bagi tuan
rumah dan keluarganya”.(HR. Ad-Dailami dari Annas)
2)
Menerima tamu hendaklah dengan
sikap dan prilaku yang baik, dengan wajah yang berseri, dengan tutur kata yang
sopan dan berusaha agar sikap dan tutur katanya tidak menyinggung perasaan
tamunya.
3)
Tamu hendaknya dijamu, paling
tidak disuguhi minuman atau makanan ringan. Kalau tamunya hanya sebentar. Kalau
tamunya itu menginap hendaknya tuan rumah menyediakan keperluan tamunya. Jika
tuan rumah mengalami kesulitan di bidang ekonomi, sehingga tidak mampu menjamu
tamunyadengan memberi makanan, maka jamulah tamu sesuai dengan kemampuannya.
4)
Jika tamu berpamitan akan pulang
antarlah atau iringilah tamu sampai ke pintu pagar karena hal itu termasuk
sunah.
F. Metode
Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Reading aloud
4. Problem solving
G. Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
1. Pendahuluan/Pembuka
a) Kegiatan Guru
1) Menyiapkan mental siswa, diantaranya; membaca
Basmalah dan berdoa, mengambil absen siswa, memeriksa kesiapan lokal dan siswa.
2) Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran
dengan menjelaskan tujuan pembelajaran
3) Apersepsi dan mengaitkan materi sebelumnya dengan
materi yang akan diajarkan.
4) Mengadakan preetes, untuk menguji pemahaman siswa
mengenai materi yang akan diajarkan.
b) Kegiatan Siswa
1) Membaca Basamalah dan berdoa.
2) Mendengarkan guru mengambil absen.
3) Menyiapkan diri mengikuti PBM.
4) Mendengarkan guru menjelaskan tujuan pembelajaran
dan metode yang digunakan dalam PBM.
5) Menjawab pertanyaan guru seputar materi yang akan
dipelajari, serta mengikuti preetes yang diadakan oleh guru.
|
15
menit
|
2. Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
1) Kegiatan Guru
a) Guru menjelaskan meteri pembelajaran kepada siswa.
2) Kegiatan Siswa
a) Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
b) Siswa mencatat hal yang penting dari penyampaian
materi dari guru.
b) Elaborasi
1)
Kegiatan Guru
a)
Guru
melibatkan peserta didik dalam menggali informasi mengenai materi pelajaran.
b)
Melibatkan
peserta didik dalam pembelajaran, serta menciptakan suasana kelas yang
kondusif dengan pola interaksi yang terarah.
c)
Guru
memberikan soal mengenai materi yang diajarkan
d)
Bagi siswa
yang benar memberikannya reword.
2)
Kegiatan Siswa
a) Melibatkan diri dalam aktifitas pembelajaran.
b) Berkompitisi dalam menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh guru
c) Konfirmasi
1) Kegiatan Guru
a)
Memberikan penguatan mengenai materi pelajaran.
b)
Menjawab pertanyan/persoalan yang belum dipahami oleh siswa.
2) Kegiatan Siswa
a)
Mendengarkan penguatan materi
pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
b)
Menanyakan persoalan yang belum dipahami.
|
50
menit
|
3. Penutup
a.
Kegiatan Guru
1)
Menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bersamaan membimbing peserta
didik mengambil kesimpulan hasil pembelajaran.
2)
Memberikan umpan balik kepada siswa berkenaan dengan materi pelajaran.
3)
Melakukan penilaian berkenaan dengan materi pelajaran.
4)
Memotivasi siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan sistem Riward.
5)
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
6)
Menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah.
b.
Kegiatan Siswa
1)
Mendengarkan dan mencatat kesimpulan pembelajaran pada hari itu.
2)
Mengikuti penilaian yang dilaksanakan oleh guru.
3)
Mendengarkan guru menyampaikan rancangan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
4)
Menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah
|
25
menit
|
H. Media
dan Sumber Belajar
1. Media
a) Papan
tulis
b) Spidol
c) Infocus
2. Sumber
a) Suci
Rahayu & Toifuri, 2007 Pendidikan Agama Islam SMA (Jakarta: Ganesa
Exact)
b) Samsuri,
2007, pendidikan agama islam untuk kelas x SMA
c) Internet
d) Al-Qur’an
dan terjemahannya
I. Jenis
Penilaian
1.
Teknik : Tulisan
2.
Bentuk instrumen : esay
1) Jelaskanlah:
a.
Apa Fungsi
berpakaian?
b.
Adab atau
tatakrama dalam berpakaian!
c.
Tatak ramadalam
berhias!
d.
Tatak rama dalam
bertamu dan menerima tamu!
Guru Pembimbing Padang
Panjang, 19 Februari 2012
Mahasiswa
Herma Anita, S.Ag Zainal
Masri
NIP.19750405 200501 2 006 NIM. 09.101.023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar