PPL

PPL
Aku tak akan melupakan murid2ku...

Selasa, 23 April 2013

RPP PRILAKU TERPUJI


                                   

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Tentang:

PRILAKU TERPUJI

Oleh:
 Zainal Masri
NIM: 09101023






Guru Pembimbing:
Hema Anita.A S.Ag
           NIP.19750405 200501            2 006


SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 3
PADANG PANJANG
2013


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan      : SMA
Mata Pelajaran             : PAI
Kelas/Semester            : X/ II
Alokasi Waktu             : 2 x 45  Menit (1 Kali Pertemuan)

A.    Standar Kompetensi
1.      Membiasakan perilaku terpuji

B.     Kompetensi Dasar
1.      Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, bertamu dan atau menerima tamu.
2.      Menampilkan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias, bertamu atau menerima tamu.
3.      Mempraktikkan adab dalam berpakaian, berhias, bertamu dan atau menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari.

C.     Indikator
1.      Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, bertamu dan menerima tamu
2.      Menunjukkan contoh adab dalam berpakaian, berhias, bertamu dan menerima tamu
3.      Mempraktikkan perilaku yang baik dan benar dalam berpakaian, berhias, bertamu dan menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari

D.    Tujuan
1.        Siswa mampu Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, bertamu dan menerima tamu
2.        Siswa mampu Menunjukkan contoh adab dalam berpakaian, berhias, bertamu dan menerima tamu
3.        Siswa mampu Mempraktikkan perilaku yang baik dan benar dalam berpakaian, berhias, bertamu dan menerima tamu


E.     Materi Ajar
1.       Adab Berpakaian
1.      Pengertian adab berpakaian
Yaitu : “Mengenakan pakaian untuk tujuan menutup aurat dan sebagai perhiasan untuk memperindah jasmani.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raf: 26
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Jadi dari ayat di atas dapat di pahami bahwa fungsi berpakaian itu adalah:
1.      Untuk menutup aurat atau untuk menutup apa buruk terlihat dalam diri kita.
2.      Untuk memperindah jasmani manusia

Aurat: Bagian tubuh manusia yang tidak boleh di buka dan dilihat orang lain. Aurat laki-laki dewasa ialah antara pusat dan lutut. Sedangkan aurat perempuan ialah seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan.
Dalam surat Al-Ahzab ayat 59 Allah juga berfirman:
.Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Pembagian aurat
Aurat terbagi 2
1)      Aurat ringan : Aurat ringan adalah selain aurat berat,dan boleh terlihat oleh muhrim
a.       Leher ke atas
b.      Siku ke bawah
c.       Lutut ke bawah
2)      Aurat berat adalah selain aurat ringan, dan tidak boleh diperihatkan kepada orang lain, kecuali kepada suami

Aurat berat dapat diperlihatkan dalam hal-hal tertentu seperti:
a.       Keperluan berobat
b.      Kesaksian hukum
c.       Hubungan suami istri

2.      Contoh Adab Dalam Berpakaian
1.      Pakaian yang Islami
2.      Berdo’a sebelum berpakaian.
3.      Berpakaian yang bersih dan rapi.
4.      Mendahulukan anggota badan yang kanan.
5.      Tdak menyerupai pakaian wanita/laki-laki.
6.      Tidak melambangkan pakaian yahudi dan nasrani.
7.      Tidak ketat dan transparan.
8.      Tidak berlebihan.

3.      Mempraktekkan adab berpakaian dalam kehidupan sehari-Hari
Ada beberapa hal yang harus dicamkan agar dapat mempraktekkan adab berpakaian yang islami:
1)      Tanamkan keimanan yang kuat.
2)      Yakini dengan benar bahwa menutup aurat itu wajib.
3)      Yakini bahwa berpakaian yang islami tidak memberatkan.
4)      Tanamkan kebanggaan berpakaian sesuai ajaran islam.

2.       Adab berhias
1.      Pengertian Berhias
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berhias diartikan “usaha memperelok diri dengan pakaian ataupun yang lainnya yang indah, berdandan dengan dandanan yang indah dan menarik”.
Menurut pandangan islam yaitu: Suatu kebaikan dan sunnah dilakukan, sepanjang untuk tujuan ibadah atau kebaikan.
Berhias dapat memberikan kesan indah tersendiri bagi orang lain yang melihatnya, baik dari segi pakaian, maupun make up wajah mereka. Maka dari itu berhias dikategorikan sebagai akhlak terpuji. Tetapi berhias juga terdapat aturannya agar tidak melanggar syari’ay Islam. Dalam sebuah hadits Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan” (HR. Muslim)

2.      Tata krama dalam berhias
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Araf: 31
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid[534], makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Dari ayat tersebut dapat d pahami bahwa tatacara berhias yang islami:
1)      Memakai alat-alat yang halal.
2)      Menggunakan perhiasan sesuai kebutuhan/ tidak berlebihan.
3)      Berhias untuk tujuan ibadah.

Banyak hadist-hadis yang menjelaskan tentang tata krama berhias:
1.      Anjuran untuk memotong kuku, memendekkan kumis, menyisir rambut, dan merapikan  jenggot (jika berjenggot)


الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْآبَاطِ
Sunnah-sunnah fitrah itu ada lima, yaitu; berkhitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku & mencabut bulu ketiak.
(Hadits Bukhari    )
2.      Anjuran memakai harum-haruman dengan wewangian yang menyenangkan hati melegakan dada, menyegarkan jiwa, serta membangkitkan tenaga dan gairah kerja.
3.      Larangan berhias diri dengan mengubah apa yang telah diciptakan Allah, minsalnya mengeriting rambut, mencukur alis mata, membuat tahi lalat palsu dan larangan bertato
4.      Laki-laki dilarang berhias diri sehingga menyerupai perempuan dan begitu pula sebaliknya.

4. Adab dalam Bertamu dan menerima Tamu
1.      Pengertian bertamu
Adalah Berkunjung ke rumah orang lain, kerabat, dalam rangka mempererat silaturrahmi.
Secara istilah bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah ahabat, kerabat atau orang lain, dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemalahatan bersama.

Adab-adab dalam bertamu
1)      Beri’tikad Yang Baik
Di dalam bertamu hendaknya yang paling penting untuk diperhatikan adalah memilki i’tikad dan niat yang baik. Bermula dari i’tikad dan niat yang baik ini akan mendorong kunjungan yang dilakukan itu senantiasa terwarnai dengan rasa kesejukan dan kelembutan kepada pihak yang dikunjungi.
Bahkan bila ia bertamu kepada saudaranya karena semata-mata rasa cinta karena Allah dan bukan untuk tujuan yang lainnya, niscaya Allah akan mencintainya sebagaimana ia mencintai saudaranya.
2)      Tidak Memberatkan Bagi Tuan Rumah
Hendaknya bagi seorang tamu berusaha untuk tidak berlama-lama  sehingga dapat membuat repot atau menyusahkan tuan rumah, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah :
لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُقِيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمُهُ؟ قَالَ: يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْءَ لَهُ يَقْرِيهِ بِهِ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang kemudian saudaranya itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para shahabat bertanya: “Bagaimana bisa dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan dosa?” Beliau menjawab: “Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya.” (HR. Muslim)
Al Imam An Nawawi berkata: “Karena keberadaan si tamu yang lebih dari tiga hari itu bisa mengakibatkan tuan rumah terjatuh dalam perbuatan ghibah, atau berniat untuk menyakitinya atau berburuk prasangka (kecuali bila mendapat izin dari tuan rumah).” (Lihat Syarh Shahih Muslim 12/28)
3)      Memilih Waktu Berkunjung
Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu juga memperhatikan dengan cermat waktu yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat terkadang bisa menimbulkan perasaan yang kurang baik dari tuan rumah bahkan tetangganya.
Dikatakan oleh shahabat Anas :
كَانَ رَسُولُ اللهِ لاَ يَطْرُقُ أَهْلَهُ لَيْلاً وَكَانَ يَأْتِيْهِمْ غُدْوَةً أَوْ عَشِيَّةً
“Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Demikianlah akhlak Nabi, beliau memilih waktu yang tepat untuk mengunjungi keluarganya, lalu bagaimana lagi jika beliau hendak bertamu/mengunjungi orang lain (shahabatnya)? Tentunya kita semua diperintahkan untuk meneladani beliau .
4)      Meminta Izin Kepada Tuan Rumah
Hal ini merupakan pengamalan dari perintah Allah di dalam firman-Nya (artinya): “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat.” (An Nur: 27)
Di dalam ayat tersebut, Allah memberikan bimbingan kepada kaum mukminin untuk tidak memasuki rumah orang lain tanpa seizin penghuninya. Di antara hikmah yang terkandung di dalamnya adalah:
Untuk menjaga pandangan mata. Rasulullah bersabda:
إِنَّمَاجُعِلَ اْلاسْتِئْذَانُ مِنْ أَجْلِ الْبَصَرِ
“Meminta izin itu dijadikan suatu kewajiban karena untuk menjaga pandangan mata.” (Muttafaqun ‘Alaihi) 

5)      Mengenalkan Identitas Diri
Ummu Hani’, salah seorang shahabiyah Rasulullah mengatakan:”Aku mendatangi Nabi ketika beliau sedang mandi dan Fathimah menutupi beliau. Beliau bersabda: “Siapa ini?” Aku katakan: “Saya Ummu Hani’.” (Muttafaqun ‘Alaihi) Demikianlah bimbingan Nabi yang langsung dipraktekkan oleh para shahabatnya, bahkan beliau pernah marah kepada salah seorang shahabatnya ketika kurang memperhatikan adab dan tata cara yang telah beliau bimbingkan ini. Sebagaimana dikatakan oleh Jabir :”Aku mendatangi Nabi , kemudian aku mengetuk pintunya, beliau bersabda: “Siapa ini?” Aku menjawab: “Saya.” Maka beliau pun bersabda: “Saya, saya..!!.” Seolah-olah beliau tidak menyukainya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
6)      Menyebutkan Keperluannya
Di antara adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia kepada tuan rumah. Supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke arah tujuan kujungan tersebut, serta dapat mempertimbangkan dengan waktu/ keperluannya sendiri. Hal ini sebagaimana Allah mengisahkan para malaikat yang bertamu kepada Ibrahim di dalam Al Qur’an (artinya): “Ibrahim bertanya: Apakah urusanmu wahai para utusan?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa.” (Adz Dzariyat: 32)
7)      Segera Kembali Setelah selesai Urusannya
Termasuk pula adab dalam bertamu adalah segera kembali bila keperluannya telah selesai, supaya tidak mengganggu tua rumah. Sebagaimana penerapan dari kandungan firman Allah : “…tetapi jika kalian diundang maka masuklah, dan bila telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan,…” (Al Ahzab: 53)
8)      Mendo’akan Tuan Rumah
Hendaknya seorang tamu mendoakan atas jamuan yang diberikan oleh tuan rumah, lebih baik lagi berdo’a sesuai dengan do’a yang telah dituntunkan Nabi , yaitu:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيْ مَا رَزَقْتَهُمْ وَ اغْفِرْ لَهُمْ وَ ارْحَمْهُمْ
“Ya Allah…, berikanlah barakah untuk mereka pada apa yang telah Engkau berikan rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka.” (HR. Muslim)

Memuliakan tamu dilakukan antara lain
a.       Menyambut kedatangannya dengan muka menis dan tutur kata yang lemah lembut
b.      Mempersilahkan duduk ditempat yang baik. Kalau perlu, disediakan ruangan khusus untuk menerima tamu yang selau dijaga kerapian dan kelestariannya.
c.       Kalau tamu datang dari tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan rumah wajib menerima dan menjamunya maksimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga hari terserah kepada tuan rumah untuk tetap menjamunya atau tidak.
2.      Contoh adab bertamu:
1)       Minta izin dan mengucapkan salam (Qs.Annur:27).
 Jika tidak ada penghuninya/tidak diterima, maka kembali dengan baik.(Qs Annur:28)
2)      Bersikap sopan.
3)      Cicipi makanan yang disediakan.
4)      Tidak boleh berlama-lama.
3.      Menerima tamu
1)      Tuan rumah hendaklah berpakaian sopan dan menutup aurat. Tamu hendaklah diterima dengan rasa syukur dan senang. Karena kedatangan tamu akan membawa manfaat tersendiri.

Rasulullah SAW bersabda :Artinya : “apabila tamu telah masuk ke rumah seseorang maka ia masuk dengan membawa rizkinya dan jika ia keluar membawa pengampunan bagi tuan rumah dan keluarganya”.(HR. Ad-Dailami dari Annas)
2)      Menerima tamu hendaklah dengan sikap dan prilaku yang baik, dengan wajah yang berseri, dengan tutur kata yang sopan dan berusaha agar sikap dan tutur katanya tidak menyinggung perasaan tamunya.
3)      Tamu hendaknya dijamu, paling tidak disuguhi minuman atau makanan ringan. Kalau tamunya hanya sebentar. Kalau tamunya itu menginap hendaknya tuan rumah menyediakan keperluan tamunya. Jika tuan rumah mengalami kesulitan di bidang ekonomi, sehingga tidak mampu menjamu tamunyadengan memberi makanan, maka jamulah tamu sesuai dengan kemampuannya.
4)      Jika tamu berpamitan akan pulang antarlah atau iringilah tamu sampai ke pintu pagar karena hal itu termasuk sunah.

F.      Metode Pembelajaran
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
3.      Reading aloud
4.      Problem solving
G.    Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Alokasi Waktu
1.      Pendahuluan/Pembuka
a)      Kegiatan Guru
1)      Menyiapkan mental siswa, diantaranya; membaca Basmalah dan berdoa, mengambil absen siswa, memeriksa kesiapan lokal dan siswa.
2)      Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran
3)      Apersepsi dan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan.
4)      Mengadakan preetes, untuk menguji pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan.
b)      Kegiatan Siswa
1)      Membaca Basamalah dan berdoa.
2)      Mendengarkan guru mengambil absen.
3)      Menyiapkan diri mengikuti PBM.
4)      Mendengarkan guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode yang digunakan dalam PBM.
5)      Menjawab pertanyaan guru seputar materi yang akan dipelajari, serta mengikuti preetes yang diadakan oleh guru.
15 menit

2.      Kegiatan Inti
a)      Eksplorasi
1)      Kegiatan Guru
a)      Guru menjelaskan meteri pembelajaran kepada siswa.
2)      Kegiatan Siswa
a)      Siswa mendengarkan dan memperhatikan  penjelasan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
b)      Siswa mencatat hal yang penting dari penyampaian materi dari guru.

b)      Elaborasi
1)      Kegiatan Guru
a)      Guru melibatkan peserta didik dalam menggali informasi mengenai materi pelajaran.
b)      Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, serta menciptakan suasana kelas yang kondusif dengan pola interaksi yang terarah.
c)      Guru memberikan soal mengenai materi yang diajarkan
d)     Bagi siswa yang benar memberikannya reword.

2)      Kegiatan Siswa
a)      Melibatkan diri dalam aktifitas pembelajaran.
b)      Berkompitisi dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru

c)      Konfirmasi
1)      Kegiatan Guru
a)      Memberikan penguatan mengenai materi pelajaran.
b)      Menjawab pertanyan/persoalan yang belum dipahami oleh siswa.
2)      Kegiatan Siswa
a)      Mendengarkan penguatan materi   pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
b)      Menanyakan persoalan yang belum dipahami.
50 menit

3.      Penutup
a.       Kegiatan Guru
1)      Menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bersamaan membimbing peserta didik mengambil kesimpulan hasil pembelajaran.
2)      Memberikan umpan balik kepada siswa berkenaan dengan materi pelajaran.
3)      Melakukan penilaian berkenaan dengan materi pelajaran.
4)      Memotivasi siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan sistem Riward.
5)      Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
6)      Menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah.
b.      Kegiatan Siswa
1)        Mendengarkan dan mencatat kesimpulan pembelajaran  pada hari itu.
2)        Mengikuti penilaian yang dilaksanakan oleh guru.
3)        Mendengarkan guru menyampaikan rancangan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4)        Menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah
25 menit


H.    Media dan Sumber Belajar
1.      Media
a)      Papan tulis
b)      Spidol
c)      Infocus

2.      Sumber
a)      Suci Rahayu & Toifuri, 2007 Pendidikan Agama Islam SMA (Jakarta: Ganesa Exact)
b)      Samsuri, 2007, pendidikan agama islam untuk kelas x SMA
c)      Internet
d)     Al-Qur’an dan terjemahannya
I.       Jenis Penilaian
1.      Teknik                         : Tulisan
2.      Bentuk instrumen        : esay

1)  Jelaskanlah:
a.       Apa Fungsi berpakaian?
b.      Adab atau tatakrama dalam berpakaian!
c.       Tatak ramadalam berhias!
d.      Tatak rama dalam bertamu dan menerima tamu!

          Guru Pembimbing                                             Padang Panjang, 19 Februari 2012
                                                                                     Mahasiswa


            Herma Anita, S.Ag                                         Zainal Masri
         NIP.19750405 200501  2 006                        NIM. 09.101.023

Tidak ada komentar: